Suasana Saat Pandemik Covid-19 Di Desaku

  Suasana Saat Pandemik Covid-19 Di Desaku.
   Saya Diyah Ayu Listiningrum siswi SMA Negeri 1 Pamotan yang bertempat tinggal di Desa Tempaling RT.02 RW.01 Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang. Sejak wabah Covid-19 Masuk di Indonesia sejak itupun PSBB diterapkan adapun kejelasan dari PSBB adalah "Pembatasan Sosial Berskala Besar" adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai "Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi." Yang dilarang ini pun seperti keluar malam,warung,dan aktifitas-aktifitas lainnya yang menimbulkan keramaian atau berkumpulnya masyarakat.
     Progamm lainya yang dilakukan didesa saya yaitu penyemprot disinfektan ditempat-tempat tertentu seperti sudut rumah setiap warga,halaman rumah,samping maupun belakang rumah,warung bagi yang memiliki, Mushola,masjid, area-area yang sulit dijangkau dan masih banyak lagi. Penyemprotan tersebut dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu,namun sekarang di desa saya tidak pernah dilaksanakannya lagi penyemprotan disinfektan,selain penyemprotan disinfektan program lainnya yaitu pembagian masker oleh masyarakat yang sekiranya memiliki cadangan masker yang banyak hal ini seperti sukarela masyarakat dalam melaksanakannya ataupun masyarakat bisa mendapatkan dari balaidesa. Pembagian masker ini bertujuan agar apabila masyarakat beraktivitas diluar masyarakat setidaknya bisa mencegah virus Covid-19 ini dan juga merupakan salah satu wujud mematuhi protokol yang sudah ditetapkan pemerintah selepas virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Program yang ketiga yaitu sementara tidak menerima tamu dari manapun termasuk saudara yang jauh supaya masyarakat bisa menghindari jabat tangan karena kita tidak tau habis dari mana maupun habis memegang apa tangan orang yang berjabat tangan dengan kita.

      Suasananya diDesa Tempaling menjadi semakin ketat kini setiap rumah warga harus disiapkan fasilitas cuci tangan, adapun wadah cuci tangan dibagi satu persatu dari desa setiap rumah dapat satu wadah cuci tangan, tidak hanya untuk rumah-rumah tetapi juga untuk tempat-tempat umum lainya.
     Progam-progam yang sudah ditetapkan di desa Tempaling sudah dilaksanakan dengan baik oleh para warganya antusias warga dan kekompakan warga ini lah yang harus terus di jaga agar kita bisa kembali dimasa-masa biasanya dahulu kala. Masyarakat selalu memakai masker jika hendak pergi ke luar rumah dan apabila ketahuan tidak memakai masker maka akan menjadi bahan cibiran para tetangga,mendapatkan nasehat dari warga dan juga perangkat-perangkat desa kanoman. Dan didesaku kemarin ada orang yang meninggal adapun tradisi ngelayat atau orang desa mengatakan ( takziah ) itupun harus tetap di laksanakan karena sudah tradisi turun temurun dan orang-orang yang ngelayat pun atau takziah harus mematuhi protokol kesehatan dan berjabat tanganpun tidak ada karena mereka sudah antisipasi adanya Covid-19 ini. Dan dimana kegiatan rutin untuk tahlilannya harus mematuhi peraturan pemerintah yaitu dengan adanya memakai makser dan tidak saling jabat tangan.
     Kegiatan mata pencaharian masyarakat didesaku kebanyakan sebagai pedagang sayur keliling, membuka warung sendiri,wirausaha, kerja di pabrik, bekerja sebagai pegawai kantor,kuli, tukang kayu, tukang batu,
Dan kebetulan pekerjaan ibu saya yaitu pedagang yang dimana setiap pagi tepat jam 06:00 sudah berangkat ke pasar naik mobil tepak itupun mobilnya mengantar tiap hari dan ibu sayapun tidak lupa untuk mematuhi protokol kesehatan yang di terapkan oleh pemerintah yaitu dengan memakai makser setiap kali mau pergi ke pasar dan begitu juga saat hendak keluar rumah.
      Program bantuan sosial yang ada didesaku yaitu diantaranya,sebagian masyarakat mendapat voucher sembako yang diberikan selama sebulan sekali, sembako tersebut berupa beras, sayuran, buah-buah an dan daging-daging an. Selain itu masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan sembako mendapatkan bantuan berupa uang tunai selama sebulan sekali sebesar 600.000,00.
      Tatacara kegiatan pendidikan atau pembelajaran anak sekolah SD,SMP dan SMA dilakukan dengan cara Daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). sedangkan anak sekolah paud dan TK dilakukan secara langsung atau bertatap muka tetapi hanya 3 kali dalam seminggu. Anak-anak yang madrasah Diniyyah dilakukan secara langsung tetapi dengan memenuhi dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
      Suasana pada saat kegiatan beribadah di masjid atau musholla tidak seperti biasanya atau terbilang sepi karena pada saat ingin memasuki masjid harus mencuci tangan terlebih dahulu karena sudah tersedia fasilitas cuci tangan. Pada saat berlangsungnya kegiatan sholat masyarakat diwajibkan berjaga jarak antara satu sama lain. Hal ini pun terjadi waktu sholat tarawih nampak sebuah masjid dan musholla sepi karena pembatasan warga yang boleh melaksanakan sholat akibat virus ini.
  

1. Fenomena Adaptasi kebiasaan baru .
    Adaptasi kebiasaan baru didesa tempat tinggalku sudah lumayan terbiasa karena masyarakat sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti ini hidup dengan berdampingan bersama covid-19, karena masyarakat harus mempercayai akan adanya virus itu. Covid-19 sangat berbahaya dan masyarakat harus berjuang untuk melawan nya. Adapun kebiasaan baru yang dilakukan oleh masyarakat setempat didesaku yaitu dengan rajin cuci tangan, karena cuci tangan sangat penting untuk membasmi virus. Ketika masyarakat hendak keluar rumah harus cuci tangan. Ketika masyarakat sedang berpergian harus cuci tangan. Ketika sudah pulang dan saat masuk rumah harus mencuci tangan terlebih dahulu agar tidak membahayakan keluarga. Baju-baju , masker setelah pulang harus langsung dicuci agar kuman yang tertempel di baju-baju tersebut hilang. Selain mencuci tangan masyarakat juga  diwajibkan berjaga jarak, pada saat berkumpul dengan keluarga, tetangga , atau teman. Masyarakat juga membiasakan diri untuk setiap pagi melakukan olahraga, banyak olahraga yang dilakukan masyarakat didesaku, ada yang bersepeda, lari lari kecil, dan lainnya. Tidak lupa masyarakat juga setiap pagi menjemur diri di bawah terik matahari 5-10 menit. Masyarakat setempat juga mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar badan nya kuat tidak lemas. 
      Apabila masyarakat yang baru saja melakukan kegiatan diluar rumah wajib baginya untuk membasuh tangan ,kaki,muka dan langsung mandi sebelum bersentuhan maupun bicara dengan anggota keluarga.Masyarakat harus membiasakan diri untuk berjaga jarak. Mengurangi bersentuhan atau kontak langsung dengan orang lain.
    Adanya covid-19 berdampak langsung terhadap teknologi karena para siswa bisa mendapatkan informasi melalui online atau smartphone nya masing-masing untuk mengerjakan tugas ataupun mencari informasi penting yang berhubungan dengan sekolah maupun Covid-19.

2. Permasalahan sosial dalam adaptasi kebiasaan baru.
     Masalah-masalah yang dialami masyarakat setempat pada saat adaptasi kebiasaan baru salah satu nya adalah pada saat berkumpul dan pada saat bertemu harus dikurangi berjabat tangan. Padahal berjabat tangan adalah sebuah tradisi dan apabila terpaksa berjabat tangan pun harus segera mencuci tangan hal ini saya mengganggap nya seperti jijik kepada orang lain maupun niatnya untuk memutus rantai virus . Pada saat berkumpul di cangkruk atau angkringan masyarakat juga harus dihindari karena peraturan pemerintah dilarang berkerumun  harus ditepati maupun ngerumpi yang menjadi hal yang biasa bagi kalangan ibu-ibu kini harus dihindari. Padahal masyarakat juga butuh bersosialisasi atau sekedar berkumpul atau berbincang-bincang.
      Stay at home, sosial distancing dan physical distancing juga menimbulkan masalah pada saat masyarakat beradaptasi. Karena tidak semua masyarakat mempunyai tabungan atau cadangan uang atau cadangan bahan makanan. Yang menyebabkan masyarakat harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat juga butuh makan dan masyarakat harus mempunyai bahan makanan Yang akan dimasak yang menyebabkan masyarakat harus berbelanja di toko atau dipasar. Jika pasar ditutup maka masyarakat akan kesulitan mencari bahan makanan.
      Masyarakat yang tidak mematuhi protokol harus di himbau secara tegas untuk mengusahakan agar mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, masyarakat yang tidak mematuhi akan diperingati dan di hukum agar memiliki efek jera. Karena kecerobohan masyarakat yang tidak mematuhi protokol bisa menyebabkan bahaya terhadap orang disekitarnya.
      Adapun lainnya seperti yang mungking dirasakan seluruh siswa karena harus melaksanakan pembelajaran secara online walaupun secara logika yang bertatapan muka pun masih binggung apalagi yang tidak ada penjelasan tapi sudah dikasi soal. Terlebih lagi siswa yang sekarang duduk di bangku kelas 9 dan kelas 12 yang harus menyiapkan dengan sungguh-sungguh tugas yang diberikan meskipun itu sulit karena untuk melanjutkan kejenjang berikutnya,hal lainya seperti waktu untuk mengerjakan tugas yang sangat-sangat singkat belum lagi tugas nya bukan hanya satu mungkin hal itu yang membuat banyak siswa-siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan baik.

3.  Strategi adaptasi kebiasaan baru.
Strategi adaptasi baru yang dimaksud adalah sebuah respon masyarakat terhadap perubahan perilaku keseharian untuk tetap disiplin menggunakan protokol kesehatan. Contoh dari respon strategi adaptasi kebiasaan baru diantaranya; menciptakan ketahanan pangan desa, menerbitkan sanksi sosial, melakukan belanja dengan online, dan melibatkan partisipasi masyarakat untuk menjadi teladan. Berikut ini adalah contoh indikator strategi adaptasi kebiasaan baru.Strategi Sanksi yang diberikan untuk masyarakat yang melanggar protokol kesehatan berupa hukuman yaitu menyebutkan Pancasila dan membersihkan sampah² yang ada disekitar.
      Diharapkan agar masyarakat untuk terus melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baru dengan tetap menjaga progam-progam yang sudah dibentuk oleh desa demi kepentingan bersama. Semoga kita semua dijauhkan dari Covid-19 dan selalu berada pada lindungan Allah SWT. Sekian blog yang saya tulis. Apabila ada kesalahan kata mohon maaf yang sebesar besarnya karena saya hanya manusia biasa. Terimakasih.
    

Nama : Diyah Ayu Listiningrum
Kelas : Xll IPS 5
Mapel : Sosiologi
Guru : Bapak Suhadi
    *Penilaian Harian Bersama*





   
   

Komentar