Pandemi Covid-19 yang di peroleh dari buruh pabrik

Beragam Kondisi yang Dialami Buruh Dampak Covid-19

    Pandemi coronavirus disease (Covid-19) yang melanda banyak negara termasuk Indonesia berdampak luas berbagai sektor industri. Akibatnya perusahaan tidak dapat menjalankan operasionalnya seperti biasa, bahkan ada juga yang mengalami penutupan perusahaan. Kondisi tersebut berdampak terhadap pelaku hubungan industrial seperti kalangan buruh dan pengusaha.

Pertama, sebagian besar buruh yang bekerja di pabrik sepatu celangapan kabupaten Rembang merupakan perempuan. Kendati pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tapi faktanya masih ada perusahaan yang beroperasi. Hal ini menyebabkan buruh di perusahaan tertentu harus tetap bekerja di pabrik dan bekerja dalam situasi yang terancam penularan Covid-19. Misalnya, buruh dengan jumlah ratusan sampai ribuan bekerja di satu tempat yang sama secara berdesakan dan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai.

Kedua, setelah bekerja, Jumisih memaparkan buruh perempuan mendampingi anak-anak mereka yang belajar secara daring di rumah. Dalam situasi ini, buruh yang bekerja meninggalkan anaknya di rumah tanpa pemantauan, sehingga membuat buruh menjadi tidak nyaman dan khawatir ketika bekerja. Hal ini berpotensi melanggar hak anak atas perlindungan dan keamanan.

Ketiga, sebagian buruh sudah dirumahkan tanpa mendapat upah penuh, bahkan ada yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak tanpa pesangon. Ironisnya, kinerja petugas pengawas ketenagakerjaan sangat lambat dan seolah tidak peduli dengan kondisi tersebut. Persoalan ini mempengaruhi kemampuan ekonomi buruh dan keluarganya karena tak jarang buruh perempuan bertindak sebagai pencari nafkah utama.

Nama : Diyah Ayu Listiningrum
Kelas : XI IPS 5
No.ABS : 09


Komentar